FILOSOFI KACA
Kau tahu, kehidupan kita layaknya kaca.
Filosofi kaca dalam hidup kita.
Kaca, tidak hanya dibuat dari satu bahan, kenapa?
Setiap bahan punya tugas tersendiri untuk membuat kaca,
Ada yang menutupi kekurangan, menguatkan fungsinya, dan memperindah kaca,
Hidup ini seharusnya layaknya kaca, kita tak bisa sendiri dalam membuat hidup ini mudah sesuai keinginan,
Ada seseorang yang membantu mewujudkannya dengan peran tersendiri.
Sudah selayaknya kita tidak egois, tidak acuh, dan individualis.
Boleh jadi hari ini kau sanggup hidup sendiri tapi masa depan, boleh jadi kau kan tersingkirkan.
Kaca itu mudah pecah !
Termasuk diri ini, khususnya wanita...
Wanita bagaikan kaca, kau harus memperlakukannya layaknya kaca, pelan-pelan, penuh kelembutan dan kehati-hatian,
Kau tahu kenapa begitu? Jika kau menekannya atau kau tak kuat menggenggamnya, maka kaca itu akan retak ataupun pecah,
Layaknya wanita, yang sedianya halus lembut ketika kau memperlakukan tanpa kelembutan dan kehati-hatian, maka akan berubah menjadi tajam, kasar, dan membuatmu terluka.
Walaupun seperti itu, kaca yang telah pecah bisa kau perbaiki. Bagaimana caranya?
Kau "lebur", kau bentuk dia menjadi yang kaca yang lain,
Kau "lebur", kau bentuk dia menjadi yang kaca yang lain,
"Peleburan" dapat berarti penerimaan, kau cukup menerima kekurangan ia, walau dia bukan kaca seperti dulu, dia adalah kaca, kaca yang kau bentuk sesuai keinginanmu. Yang tidak lagi tajam dan kasar.
Kaca adalah cerminan hati,
Kaca yang kotor, dan berdebu tak ada yang mau memandang, memakainya pun apalagi, menyentuhnya adalah hal membuat kotor tangan,
Kaca yang kotor pula, takkan cahaya yang masuk, takkan cahaya yang menyebar, memantul kesegala sisi,
Bayangkan kaca itu adalah hati, hati yang kotor dengan perilaku buruk, tak ada yang mau memandang, tak berharga.
Hati yang kotor pun, tak ada yang menemani apalagi menggunakanmu, apa pasal?
Kau tak lagi berguna, buat apa menggunakan kaca yang kotor,
Kau tak lagi berguna, buat apa menggunakan kaca yang kotor,
Tak bisa bercermin, tak bisa menjadi tempat makan minum, tak bisa melihat ada yang dibelakang, tak bisa memperindah,,,
Walaupun seperti itu, janganlah kau bersedih.
Walau kaca kotor, hati kotor... masih bisa dibersihkan.
Walaupun seperti itu, janganlah kau bersedih.
Walau kaca kotor, hati kotor... masih bisa dibersihkan.
Jika hati kotor dengan perbuatanmu menyakiti Allah, mohonlah ampunan...mohon bersihkan hatimu.
Jika hati kotor dengan perbuatanmu menyakiti sesama, mohonlah, mohon maaf setulus-tulusnya, berikan hak yang telah kau rampas darinya.
Kita tahu hidup ini beragam termasuk juga kaca.
Jika ku umpamakan, hidup sama halnya dengan kaca.
Kau seharusnya melihat segala sesuatu layaknya kaca, apa adanya dan sejelas-jelasnya.
Jendela dari kaca.
Hidup kita seharusnya seperti jendela dari kaca.
Layaknya jendela yang menerima apapun, kita selayaknya menerima dengan ikhlas apa yang terjadi keburukan dan kebaikan.
Layaknya jendela juga, kita harus senantiasa membuka diri.
Layaknya cermin, kita harus senantiasa evaluasi diri, melihat kesalahan sendiri untuk diperbaiki,
Layaknya cermin juga, kita harus jujur dalam menilai orang, apa yang dilihat itu adanya.
Layaknya spion, sesekali kita tengok masa lalu, apa yang dibelakang, untuk apa? sebagai pelajaran menjadikan kita menjadi lebih baik dimasa depan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Layaknya spion juga, kau tak melulu melihatnya bagaikan kau melihat masa lalu, janganlah kau berfokus pada masa lalu yang nantinya bisa mengganggu masa depanmu.
Layaknya teropong, jadikan hidup ini penuh visi kehidupan yang jauh, kehidupan yang kekal, kehidupan yang membawa kebahagiaan dan ini butuh penyusunan langkah dan rencana untuk sampai apa yang dituju.
Layaknya kaca pembesar, janganlah kau melihat hal yang kecil menjadi suatu masalah besar.
Layaknya kaca pembesar juga, jadilah kau orang yang senantiasa melihat kebenaran sampai sisi terkecil sekalipun, yang tak terlihat pandangan mata. Berhatilah-hatilah dalam menentukan kebenaran.
Inspirated by Kartun Muslimah, dan teman-teman blog yang mengangkat tema sama- Filosofi Kaca.
Harrah's Cherokee Casino and Hotel - Mapyro
BalasHapusThe property 부산광역 출장샵 was originally owned 익산 출장안마 and operated by Caesars Entertainment 동두천 출장안마 and operated by the Eastern Band of Cherokee Indians. It was 경주 출장샵 later sold 동해 출장샵 to Caesars